Steven Clary
Feb 19, 2025

--

Kak Dian, tulisan nya kayak es teh manis di warteg—segar, nyentil, tapi ada aftertaste yang bikin mikir, hihi.

Sherry Turkle dalam Reclaiming Conversation juga udah ngingetin kalau teknologi, termasuk AI, mulai ngikis interaksi manusia yang autentik. Kalau generasi sekarang udah lebih nyaman ngomong ke chatbot daripada ke manusia beneran, itu tanda bahaya. Dan kalau cara ngomongnya ke AI udah kayak nyuruh asisten pribadi dengan nada kasar, gimana nanti ke sesama manusia wkwk? Bisa-bisa kita lebih sopan ke Google Assistant daripada ke teman sekelas.

Aku sendiri juga nggak mengandalkan AI buat nulis atau mikir. AI itu kayak kalkulator; bantu hitung, tapi nggak ngajarin konsep matematika. Kalau kita kebanyakan pakai, lama-lama kemampuan dasar bisa tumpul. Makanya, aku lebih milih pakai AI buat bantu cari referensi atau data, bukan buat ngerjain tugas dari nol.

terimakasih atas tulisannya kak Dian!

--

--

Steven Clary
Steven Clary

Written by Steven Clary

Plantation Student | Amateur Writer | Psychology & Sustainability Explorer

Responses (1)